

Prinsip DRABC, Bekal Berlalu Lintas saat Nataru
Kenali prinsip DRABC, lima langkah dalam melakukan penyelamatan bagi korban
Stress yang dialami Wanita dapat menyebabkan beberapa gangguan. Salah satunya pada kesehatan reproduksi. Kenali 3 gangguan ini dan cara mengatasinya.
Pada zaman yang semakin modern ini, kehidupan wanita semakin kompleks dan penuh tekanan. Wanita berusia antara 35 hingga 54 tahun – yang cenderung menjalankan banyak peran sebagai ibu sekaligus pencari nafkah – mengalami stress yang jauh lebih tinggi dibandingkan pria. Menurut survei dari yang dilakukan oleh Great Place to Work bersama Maven pada tahun 2020 menyatakan bahwa ibu yang berperan sebagai pencari nafkah memiliki kemungkinan 28% lebih besar mengalami stress dibandingkan ayah sebagai pencari nafkah.
stress adalah reaksi fisik dan emosional terhadap peristiwa sehari-hari yang menimbulkan tekanan. Saat mengalami stress, banyak dampak pada wanita apabila gagal mengelolanya. Mulai dari munculnya perasaan gugup, cemas, frustasi hingga berdampak serius pada kesehatan tubuh, terutama pada sistem reproduksi wanita.
Berikut ini beberapa gangguan pada sistem reproduksi wanita yang terjadi akibat sulitnya mengatasi stress.
Wanita yang mengalami stress kronis cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, sehingga menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah yang kemudian meningkatkan resiko terjadi infeksi vagina dan mengganggu keseimbangan pH (Potential of Hydrogen) yang merupakan ukuran tingkat keasaman dalam vagina wanita. Tingkat pH yang sehat berada antara 3,8 hingga 4,5 yang cenderung asam. Apabila kadar pH dalam vagina terganggu dapat menyebabkan peningkatan produksi lendir, yang pada akhirnya menyebabkan keputihan abnormal. Berbeda dengan keputihan normal, keputihan ini mempunyai risiko terjadinya infeksi vagina.
Keputihan yang tidak normal dapat memiliki warna yang berbeda seperti kekuningan, hijau, abu-abu, atau berdarah. Konsistensinya juga bisa berubah menjadi encer, kental, atau berbusa.
Keputihan abnormal sering disertai dengan bau yang kuat, amis, atau tidak sedap. Bau ini juga dapat menjadi tanda adanya infeksi.
Keputihan abnormal dapat menyebabkan rasa gatal, terbakar, atau iritasi pada area vagina.
Beberapa wanita mungkin mengalami rasa sakit atau ketidaknyamanan saat berhubungan seksual atau buang air kecil.
Jika siklus menstruasi berlangsung kurang dari 21 hari.
Jika siklus menstruasi berlangsung lebih dari 35 hari.
Ketika siklus menstruasi sepenuhnya terhenti selama tiga bulan atau lebih.
Perdarahan yang berat atau menstruasi yang berkepanjangan (lebih dari 7 hari).
Siklus menstruasi yang jarang terjadi, dengan jarak yang lebih lama antara periode menstruasi yaitu lebih dari 35 hari.
Darah yang keluar di antara periode menstruasi yang dapat terjadi secara sporadis atau dalam jumlah yang signifikan.
Berdasarkan penelitian dari BabyCenter, kondisi stress memiliki kemampuan untuk mempengaruhi fungsi dari kelenjar tertentu dalam otak yang disebut sebagai hipotalamus. Kelenjar ini bertanggung jawab untuk mengatur nafsu makan dan juga emosi seseorang. Selain itu, hipotalamus juga berperan dalam mengontrol produksi hormon yang memberi tanda ovarium untuk melepaskan sel telur.
Ketika seseorang mengalami stress, gangguan fungsi hipotalamus juga dapat menyebabkan gangguan pada ovulasi. Inilah yang membuat wanita dengan tingkat stress yang tinggi mengalami kesulitan dalam kehamilan. Seorang ahli infertilitas dari Wake Forest Medical Center di Winston, mengungkapkan hal serupa. Menurutnya, hormon stress dapat mengganggu sinyal antara otak dan ovarium yang memicu gangguan ovulasi. Alice Domar, PhD, direktur eksekutif pada Domar Center for Mind/Body Health, juga menyatakan bahwa wanita yang mengalami stress cenderung lebih jarang melakukan hubungan intim dengan pasangannya, yang pada akhirnya meningkatkan kesulitan untuk hamil.
Mengatasi stress bagi wanita terlebih bagi yang merangkap sebagai ibu sekaligus pencari nafkah memang merupakan hal yang penting. Berikut ini beberapa hal yang dapat kamu lakukan:
Sempatkan waktu untuk merawat dan memanjakan dirimu sendiri. Luangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang kamu nikmati, seperti menonton film, perawatan tubuh, atau berolahraga. Menjaga keseimbangan antara tanggung jawab di rumah dan pekerjaan dengan waktu untuk dirimu sendiri akan membantu mengurangi stress.
Gunakan teknik manajemen waktu seperti membuat daftar prioritas, mengatur waktu untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu, dan menghindari penundaan. Dengan mengelola waktu dengan baik, kamu dapat mengurangi stress dan meningkatkan produktivitas.
Pendelegasian tugas kepada pasangan dan meminta bantuan dari rekan kerja dapat menjadi cara efektif untuk mengurangi stress pada wanita yang menjadi ibu sekaligus pencari nafkah. Dengan bersikap terbuka dan saling berkomunikasi, mengidentifikasi tugas, dan mengatur jadwal, tugas-tugas dapat dibagi dengan lebih baik. Hal ini juga menciptakan keseimbangan antara peran rumah tangga dan karir.
Temui keluarga atau sahabat untuk mendapatkan dukungan emosional. Bicarakan perasaan dan kesulitan yang kamu hadapi dengan orang-orang terdekat. Mereka dapat memberikan perspektif baru, saran, atau sekadar mendengarkan.
Melansir hasil survei Deloitte terkait faktor penyumbang stress bagi rentang usia 20 hingga 40 tahun, kondisi finansial menjadi pemicu stress tertinggi. Oleh karena itu hadirnya asuransi jiwa dapat memberikan ketenangan pikiran untuk kekhawatiran finansial ketika pencari nafkah terkena risiko penyakit kritis atau tutup usia lebih dini, sehingga kamu dan keluarga akan terlindungi jika terjadi hal yang tidak terduga. Dengan produk asuransi jiwa dari Astra Life, yaitu Flexi Life bisa jadi pilihan kamu dan keluarga. Flexi Life memiliki keunggulan di mana kamu bisa menentukan perlindungan jiwa hingga Rp5 miliar, dan tidak perlu medical check-up. Kamu pun tidak perlu repot untuk mendaftar ulang karena asuransi ini auto renew atau selalu diperpanjang secara otomatis setiap tahun. Untuk informasi selengkapnya, kamu bisa langsung kunjungi ilovelife.co.id.
Kenali prinsip DRABC, lima langkah dalam melakukan penyelamatan bagi korban
Tidak hanya kulit, cuaca panas ekstrem bisa menyebabkan penurunan fungsi
Penyakit ISPA tengah menjadi perhatian masyarakat di tengah polusi udara
Penyakit thalassemia menjadi salah satu pertimbangan pasangan yang ingin menikah.
Kualitas udara buruk jadi faktor utama penyebab gejala TBC, terutama
Imunisasi campak pada anak dianggap sebagai pencegahan utama. Demi menjauhkan
Tentang –
Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.
Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!
Tentang –
Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.
Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!