Pengky Irawan (64) tak bisa menyembunyikan raut wajah bahagia ketika bersanding di pelaminan dengan belahan jiwanya, Bong Thjio Mong (59), di depan para tamu undangan. Meskipun sederhana, ia tak menyangka bisa menggelar pesta resepsi pernikahan – keinginannya yang tertunda sejak 32 tahun.

Selain baru digelar di usia tua, resepsi ini juga semakin unik karena disaksikan langsung anak-anak mereka yang sudah dewasa.

Pesta pernikahan yang tertunda

Pengky menikahi istrinya di Pontianak, pada 1984, dan memiliki empat orang anak, satu laki-laki dan tiga perempuan. Perkawinan Pengky hanya digelar secara adat Tionghoa, dengan upacara teh pai. Pekerjaannya sebagai buruh di pabrik kayu tidak memungkinkan untuk menggelar resepsi pernikahan karena alasan kekurangan biaya. Bahkan, untuk urusan pencatatan akta nikah pun baru dilakukan 10 tahun kemudian.

Beruntung, anak keduanya, Tanri Julianti (28), mengikuti kontes #MomenBarengBokap yang diadakan Astra Life November 2015 lalu. Kontes ini mengajak para peserta untuk mewujudkan impian ayah yang merupakan sosok pahlawan di keluarga mereka. Di sebuah keluarga, adalah hal lazim ketika ayah berkorban untuk bisa membahagiakan keluarganya. Seringkali, mereka harus menguburkan keinginan pribadi demi bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Astra Life berkeinginan mewujudkan mimpi yang tertunda tersebut.

Setiap kontestan mengunggah dua buah foto, yaitu foto masa kecil bersama ayah dan foto reka ulang saat ini dengan pose, kostum, suasana, dan background yang sama. Peserta juga diwajibkan menuliskan impian ayah, dan menantang dua orang temannya untuk mengikuti kontes dengan mention akun mereka.

Baca Juga: Komunitas Astra Runners, Berlari Sambil Beramal

Tanri mendapat informasi kontes dari sang adik di media sosial, lalu ia iseng untuk mencoba ikut. Ia awalnya tidak yakin tentang apa yang menjadi impian dirinya dan ayahnya. Bahkan, untuk mengirim foto bersama ayah saja, Tanri mengaku kesulitan. “Waktunya sudah mepet, tetapi saya tak punya foto dengan Papa. Terpaksa saya minta Papa untuk foto bersama khusus untuk kontes,” katanya.

Di balik kerepotan, terbit berkah tersendiri. Dari foto reka ulang ini, Tanri bisa memiliki waktu berkualitas dengan sang ayah. Mereka sangat menikmati kebersamaan dalam mencari pakaian yang serupa dengan foto Tanri masa kecil hingga ketika sang Ayah mencoba meniru pose di foto lama. Di foto tersebut, Tanri kecil digendong sang Ayah. Rasa geli muncul karena kondisi yang sudah jauh berbeda. Tentu saja, Tanri sekarang sudah besar sehingga cukup merepotkan untuk digendong.

Ayah Tanri adalah tipe pria pendiam dan susah mengungkapkan perasaan sayang, sehingga anak-anaknya lebih dekat ke ibu. Sang ayah dalam banyak hal juga lebih tertutup dan jarang bercerita kepada anak-anaknya.

“Saya bingung mau menulis apa tentang impian Papa. Setiap ditanya, jawabannya tidak ada,” kata Tanri.

Justru impian ayahnya diketahui Tanri dari penuturan ibunya yang lebih banyak bercerita kepada anaknya. Sang ibu ingat bahwa suatu ketika suaminya pernah berjanji mengadakan pesta kecil pernikahan jika ada rezeki kelak.

Namun, resepsi itu urung dilakukan karena banyaknya kebutuhan hidup yang lebih mendesak. Hari demi hari pun berlalu, impian itu semakin terlupakan.

Tetap mesra di usia senja
Tetap mesra di usia senja

Perjalanan mewujudkan mimpi

Tanri ingin sekali memberikan sedikit kebahagiaan bagi sang ayah dengan menggelar pesta perkawinan untuk kedua orang tuanya. Namun, awalnya ia ragu impian itu bakal terwujud karena terasa aneh baginya.

“Sebenarnya saya tidak yakin ini terwujud karena agak aneh, bapak-ibu sudah tua kok baru resepsi pernikahan, disaksikan anak-anaknya lagi,” ujar Tanri.

Namun, ternyata impian itu menjadi kenyataan. Tanri memenangi kontes. Hanya saja, ia belum berani untuk menyampaikan berita gembira itu kepada ayahnya. Justru Tanri lebih dulu mengabarkan kabar gembira ini kepada sang ibu yang meresponnya dengan suka cita.

“Papa itu tipikal orang yang mudah panik. Takutnya kabar ini malah menjadi pikiran, meskipun berita baik. Pasalnya, saya juga belum tahu pasti kapan dan bagaimana acaranya,” kata Tanri.

Setelah semuanya jelas, Tanri baru bercerita kepada ayahnya. Awalnya, sang ayah kaget dan bingung, tetapi menjadi tenang setelah anaknya menjelaskan tentang kontes yang pernah diikuti dengan mencantumkan foto mereka berdua.

Di balik keinginan memberikan kejutan dan kabar gembira, Tanri sebenarnya memendam perasaan yang tak pernah terucapkan kepada ayahnya.

Tanri tak hanya ingin membuat ayahnya merasakan kebahagiaan, tetapi juga ingin membuatnya tersenyum sejak hari itu. Yang lebih penting lagi, Tanri dan saudara-saudarinya sangat berharap agar ayahnya berubah menjadi sosok yang lebih terbuka dan hangat melalui momen Astra Life itu.

“Kami ingin Papa tidak pendiam lagi terhadap anak-anaknya,” ujar Tanri.

Baca juga: Hadiah Terbaik untuk Orangtua di Tengah Kesibukan Anda: Komunikasi

Menghangatkan hati, mencairkan situasi

Pengky sebenarnya sosok ayah yang perhatian kepada anak-anaknya. Dulu, ia sering memasak banyak makanan ketika anaknya berkumpul di rumah. Namun sifatnya yang pendiam tidak pernah berubah sampai usia tuanya, membuat anak-anaknya sungkan dan memilih menjaga jarak.

Tanri sendiri sudah pisah dengan sang ayah sejak usia delapan tahun. Ia dititipkan di rumah pamannya di Bekasi untuk bersekolah, sedangkan kedua orang tuanya tinggal di Palembang sebelum akhirnya pindah ke Bogor.

Ia baru hidup serumah dengan ayah-ibunya sejak lulus kuliah bersama seorang adiknya. Sang kakak laki-laki dan adik perempuannya sudah menikah dan pisah dari orang tua.

Karena terbiasa hidup jauh dari sosok ayah, Tanri pun merasakan tidak banyak momen dan kesempatan bersama orang tua laki-lakinya. Terkadang, ia kangen saat bareng ayahnya sewaktu masih kecil – digendong jalan-jalan di sekitar rumah dan dibelikan permen.

Melalui hadiah pesta resepsi, Tanri ingin agar ayahnya tahu bahwa anak-anaknya merindukan ayah yang lebih dekat dengan anak-anaknya, yang sering bicara dan menyapa anaknya setiap waktu.

Dan kerinduan itu terjawab sudah. Sejak momen pesta resepsi itu, sikap Pengky mulai berubah kepada keluarga, terutama terhadap anak-anaknya.

“Sekarang Papa lebih sering bercerita, dan bertukar pikiran dengan kami,” kata Tanri.

Ayah, orang yang paling berarti dalam hidup Tanri, tidak bisa dilepaskan dari perannya sebagai kepala keluarga. Namun, baginya, ayah juga berarti sama dengan ibu, yang seharusnya dekat dengan anak-anaknya tanpa jarak.

Pada 21 Februari lalu, Astra Life mewujudkan impian ayah Tanri dengan menggelar acara resepsi untuk ayah dan ibunya di Jakarta, dengan sejumlah tamu undangan dan kerabat.

Acara yang juga diisi dengan penyematan cincin ini sekaligus menandai cinta kedua orang tua Tanri lebih dari tiga dekade. Senyum mengembang di wajah Pengky, seolah mengawali kembali kehangatan sang ayah dalam keluarga.

#MomenBarengBokap Astra Life akhirnya tidak sekadar mewujudkan impian ayah Tanri tentang resepsi pernikahan. Kesempatan ini juga berhasil mewujudkan impian Tanri dan kakak-adiknya untuk bisa lebih dekat dengan ayahnya yang sebelumnya pendiam dan tertutup terhadap anak-anaknya. Sekali lagi, selamat untuk Tanri dan sang ayah. Penasaran bagaimana sukacitanya pemenang #MomenBarengBokap ini? Nonton aja video ini.

https://www.youtube.com/watch?v=F8zPlORjzDQ

Lewat #MomenBarengBokap, Astra Life juga memberikan donasi kepada Yayasan Sahabat Veteran Indonesia senilai Rp 10.000 untuk setiap foto reka ulang peserta kontes yang diunggah dan dibagikan di media sosial. Total donasi yang disumbangkan ke yayasan tersebut sebesar Rp 7.500.000.

Ingin terus ter-update dengan aktivitas kampanye Astra Life yang terus membuat kita Love Life? Follow Twitter dan Facebook @AstraLifeID.

Temukan kisah inspiratif lainnya di sini.