

Diangkat di Drakor The Glory, Ini 5 Dampak Bullying pada Anak
Bullying yang terjadi sejak kecil ternyata bisa memiliki efek yang
Toxic relationship antara Yoo Na Bi dengan Park Jae Eon di drama Nevertheless dianggap relate dengan banyak orang. Apakah kamu juga salah satunya?
Kalau kamu mengikuti drama Korea Nevertheless, pasti kamu tak asing dengan kalimat yang diucapkan oleh Park Jae Eon pada Yoo Na Bi, “Mau lihat kupu-kupu di rumahku?”
 Ya, drama Korea ini memang mengisahkan tentang hubungan asmara Yoo Na Bi dengan Park Jae Eon, seorang laki-laki yang tidak pernah mau menjalin komitmen, sehingga membuat mereka berada dalam hubungan yang tidak sehat.
Nevertheless akhir-akhir ini menjadi trending topic, bahkan tidak hanya di kalangan pecinta drama korea. Toxic relationship dalam kisah asmara antara Yoo Na Bi dengan Park Jae Eon dianggap relate dengan pengalaman banyak orang. Apakah kamu juga terjebak dalam toxic relationship? Lalu apa yang bisa kita pelajari dari drama ini? Yuk simak pembahasannya!
Ketika film Nevertheless ini menceritakan tentang lika-liku toxic relationship dalam masa pacaran, pernahkan terlintas di pikiranmu jika hal ini terjadi dalam pernikahan? Walaupun membebani hati, hubungan pacaran sebenarnya belum melibatkan komitmen layaknya pernikahan. Tak hanya terikat hati tetapi juga terikat secara hukum. Hubungan yang tidak sehat dalam pernikahan bisa melibatkan banyak hal mulai dari keluarga, karir, harta, dan yang paling signifikan, anak.
Dalam hubungan yang sehat, perasaan mengagumi atau membutuhkan satu sama lain akan terus terjalin sebagai salah satu bentuk komitmen. Jalinan ikatan seperti ini akan terus ada, sekalipun dalam level yang tak setinggi dulu. Di sisi lain, hubungan yang tidak sehat akan lebih banyak menonjolkan ketidakcocokan dan ketidakberhasilan ikatan. Jika hal ini sudah muncul dalam bentuk kekerasan fisik, maka jelas kondisi tersebut bisa disebut sebagai toxic relationship. Yang menarik toxic relationship seringkali muncul dengan tanda-tanda yang lebih halus namun sama toxic nya.
Seorang penulis buku “Overcome Relationship Repetition and Find the Love You Deserve” dan psikolog Seth Meyes, PsyD menyebutkan bahwaÂ
Ketika pola sebuah hubungan sudah berhenti memberi dukungan, maka biaya emosionalnya akan lebih besar daripada manfaatnya.
Seringkali orang-orang yang ada di tengah kondisi ini sadar bahwa mereka berada dalam masalah. Namun, adanya perasaan negatif dan ketakutan akan hal-hal yang akan terjadi di masa depan kadang melumpuhkan pikiran.Â
Setiap pasangan ingin memiliki hubungan yang sehat. Tetapi pada kenyataannya menjalin hubungan asmara bukanlah hal yang mudah. Banyaknya tantangan dan perbedaan seringkali menjadi salah satu pemicu konflik. Munculnya konflik dalam hubungan yang tidak menemui titik terang hanya akan membuat seseorang merasa lelah. Rasa lelah yang menumpuk ini merupakan salah satu tanda kamu sedang berada dalam toxic relationship.Â
Menjalani toxic relationship seperti halnya Yoo Na Bi tidak hanya terasa melelahkan secara fisik tetapi juga secara mental. Bahkan rasa lelah yang sudah menumpuk akan menciptakan stres. Hubungan asmara yang seharusnya bahagia akhirnya hanya menjadi hubungan yang tidak berkembang.
Dalam toxic relationship kamu akan merasa lebih sering berjuang dalam hubungan dibandingkan dengan pasangan. Kamu merasa apa yang selama ini diperjuangkan tidak mendapatkan penghargaan dan balasan yang setimpal. Akhirnya hubunganmu terasa tidak seimbang.
Terciptanya hubungan yang tidak seimbang ini akan membuatmu merasa sedang menjalani hubungan satu pihak. Bahkan seringkali kamu merasa pasanganmu tidak mencintaimu sebesar kamu mencintainya. Kondisi ini akan membuatmu merasa hubungan ini sia-sia karena hanya kamu saja yang memperjuangkannya.
Banyak orang yang terjebak dalam toxic relationship seperti Yoo Na Bi mengalami kehilangan kepercayaan diri. Hal ini biasanya disebabkan oleh perilaku pasangan yang sering merendahkan dan membuat pasangannya merasa tidak percaya diri. Kondisi ini akan membuatmu merasa enggan untuk berpendapat dan lebih memilih untuk menurutinya agar terhindar dari reaksi negatif pasangan.
Hilangnya kepercayaan diri akan membuatmu perlahan-lahan menghindar dari lingkungan. Kamu merasa tidak percaya diri dan meragukan kemampuanmu. Akhirnya jika terus bertahan pada toxic relationship, kamu akan merasa sulit untuk berkembang.
Salah satu ciri kamu terjebak dalam toxic relationship adalah saat kamu memiliki pasangan yang tidak mau mengakui kesalahannya. Setiap ada masalah ia akan terus mencari alasan agar ia tidak disalahkan. Bahkan ia bisa saja menjadikanmu kambing hitam agar kamu merasa bersalah dan meminta maaf padanya.
Alih-alih mencari solusi dan berkompromi, ia justru bersikap manipulatif dan berusaha membuatmu percaya bahwa apa yang dilakukannya bukanlah suatu kesalahan. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap mentalmu karena akhirnya kamu merasa bersalah.
Memiliki pasangan dengan sifat manipulatif dan sering melakukan playing victim merupakan salah satu tanda kamu sedang terjebak dalam toxic relationship. Dalam kondisi ini biasanya pasangan yang melakukan suatu kesalahan akan membuat rekayasa seakan-akan kesalahan tersebut ia lakukan secara terpaksa atau tidak sengaja.
Sifat di atas akan membuatmu mengabaikan kesalahan yang ia perbuat dan akhirnya berusaha untuk memakluminya. Jika terus diabaikan, lama-kelamaan kamu akan kesulitan untuk mengambil keputusan dan bersikap tegas pada diri sendiri.
Bertahan untuk menjalani toxic relationship bukanlah suatu hal yang menyenangkan. Jika kamu mulai merasa sedang terjebak dalam toxic relationship, maka kamu harus segera memperbaiki hubunganmu atau bahkan merelakannya untuk berakhir.Â
Seperti yang kita tau, Yoo Na Bi akhirnya berhasil bebas dari toxic relationship. Namun kini Yoo Na Bi kembali terjebak dalam toxic relationship dengan Park Jae Eon karena selama ini ia belum sepenuhnya pulih dari pengalaman menyakitkan dari kisah percintaannya. Lalu apa yang bisa kita lakukan agar tidak bernasib sama dengan Yoo Na Bi?
Komunikasi merupakan kunci yang penting dalam hubungan asmara. Komunikasikanlah perasaan-perasaan yang mengganggumu selama ini. Cobalah juga untuk sering berdiskusi dengan pasangan tentang ekspektasi dalam hubungan. Dengan komunikasi yang baik kamu dan pasangan akan mampu memahami satu sama lain dan keluar dari lingkaran toxic relationship. Tahap ini juga menjadi proses rekonsiliasi untuk bisa bersama-sama memperbaiki keadaan. Ingat, jika komitmen yang dibangun sudah sangat jauh, maka proses ini akan menentukan segalanya. Kenapa? Karena akan sangat baik apabila perceraian dapat dihindari.
Terjebak dalam toxic relationship bukanlah suatu kondisi yang baik untuk kesehatan mentalmu. Cobalah untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau bahkan dari seorang ahli. Lingkungan yang baik akan membantumu bangkit dan lepas dari toxic relationship.
Mempertahankan toxic relationship bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Pikirkanlah setiap faktor yang mempengaruhi hubunganmu. Jika kamu sudah merasa bahwa hubungan tidak ada jalan keluarnya, cobalah untuk merelakannya. Pikirkan kebahagian dirimu sendiri dan sadari kesulitan-kesulitan apa saja yang selama ini harus kamu hadapi. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan:
Ketergantungan atau codependency seringkali terjadi dalam hubungan. Coba perhatikan kembali pola hidupmu dan cari tau seberapa jauh ketergantungan mu terhadap keberadaannya. Upayakan untuk bisa membiasakan hidup mandiri dan independen tanpa bantuan pasangan.
Keputusan yang besar pastinya menghadirkan risiko yang juga besar. Dalam hal ini tanamkanlah pikiran positif untuk bisa tenang dan bersyukur. Percayalah bahwa jika perpisahan adalah akar masalahmu, maka nantinya akan banyak pencerahan untuk bisa memulai hidup baru.
Jika biasanya kamu bisa berbagi beban dengan pasangan, nantinya semuanya harus kamu tanggung sendiri. Pastikan kamu menyiapkan rencana dan memulai prosesnya secara bertahap. Tantangan kesiapan finansial memang tak pernah mudah. Belum lagi jika sudah berada di tahap pernikahan. Kamu bukan hanya mempersiapkan dirimu, tapi juga masa depan anakmu nanti.
Jika perpisahan itu terjadi, maka anak adalah salah satu pihak yang terdampak. Adanya banyak perubahan pasti sedikit banyak akan mempengaruhi psikologis anak. Pastikan kamu membangun komunikasi dengan sang anak. Pertimbangkan pola asuh yang akan kamu jalani dan juga rencana jangka panjang atas masa depannya.
Pengalaman menjalani toxic relationship merupakan pengalaman yang melelahkan dan bahkan bisa mempengaruhi kondisi kesehatan mental kita. Entah itu tenang, bahagia, sukses, atau sehat adalah tanggung jawab yang harus kamu kejar dan putuskan sendiri. Walau bebas dari toxic relationship terasa sakit dan sedih di awal, tapi yakinlah bahwa kita semua berhak untuk berada di dalam hubungan yang lebih sehat dan bahagia.
Berbicara tentang kondisi kesehatan yang tepat untukmu dan keluarga, Astra Life menghadirkan produk Flexi Health yang memiliki berbagai macam manfaat. Mulai dari perlindungan jiwa, santunan rawat inap, hingga manfaat perlindungan kesehatan tambahan lainnya yang menguntungkan.
Untuk mengetahui lebih lanjut manfaat Flexi Health, kunjungi laman astralife.co.id serta jangan lupa follow Instagram @AstraLife agar tak ketinggalan tips seputar kesehatan dan keuangan. Urusan Sehat, No Worries #IGotYourBack
Bullying yang terjadi sejak kecil ternyata bisa memiliki efek yang
Post-traumatic stress disorder atau gangguan stres pasca-trauma (PTSD) artinya adalah
Stres dapat menyebabkan seseorang sering tidur dan mudah mengantuk. Bagaimana
Seperti apa serial dan film kesehatan mental yang cocok dijadikan
Gangguan OCD adalah kondisi mental yang menyebabkan penderitanya mengalami pikiran
Baby blues adalah perasaan sedih yang mungkin dialami beberapa hari
Tentang –
Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.
Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!
Tentang –
Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.
Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!