

Prinsip DRABC, Bekal Berlalu Lintas saat Nataru
Kenali prinsip DRABC, lima langkah dalam melakukan penyelamatan bagi korban
Kemenkes akhirnya mengeluarkan anjuran vaksinasi COVID-19 untuk anak berusia 12-17 tahun. Lantas, apa saja yang perlu diperhatikan oleh orang tua terkait vaksinasi COVID-19 untuk anak?
Durasi baca: 3 menit
Nampaknya sekarang kita boleh sedikit bernafas lega. Pasalnya, angka kasus COVID-19 di negara ini berangsur-angsur menurun. Menurut data dari covid19.go.id, pada tanggal 15 Oktober 2021 tercatat bahwa jumlah kasus pasien positif COVID-19 harian berkisar 915 kasus. Memang kasus positif masih tetap ada, tapi setidaknya angka tersebut lebih baik jika dibanding angka kasus di bulan Juli 2021 lalu yang sempat menembus kisaran 50.000 kasus harian.
Tidak heran jika banyak ruang publik yang sudah mulai kembali beroperasi. Mulai dari pusat perbelanjaan, pusat kebugaran, dan tempat hiburan lain, seperti bioskop, pun sudah bisa dikunjungi dengan syarat menjalankan protokol kesehatan 5M sesuai standar Kemenkes dan juga sudah divaksinasi COVID-19.
Tak hanya itu, sejumlah sekolah pun sudah berangsur-angsur kembali menerapkan sekolah tatap muka. Sebagai salah satu upaya untuk terus mengurangi tingkat penyebaran virus COVID-19 dan mendukung new normal, Kemenkes akhirnya mengeluarkan surat edaran berisi anjuran vaksinasi COVID-19 untuk anak berusia 12-17 tahun, mengingat anak usia 0-18 tahun merupakan salah satu golongan usia yang rentan untuk terinfeksi virus COVID-19.
Nah, bagi kita yang memiliki anak-anak yang sudah boleh menerima vaksinasi COVID-19, berikut ini adalah hal-hal yang perlu kita lakukan sebelum dan sesudah mengajak anak vaksinasi. Baca sampai habis, ya!
Berdasarkan surat edaran Kemenkes HK.02.02/I/ 1727 /2021 tentang Vaksinasi Tahap 3 Bagi Masyarakat Rentan Serta Masyarakat Umum Lainnya dan Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 Bagi Anak Usia 12-17 Tahun, Pemerintah Indonesia sudah memperbolehkan vaksinasi kepada anak berusia 12-17 tahun dengan ketentuan sebagai berikut:
Vaksin yang diperbolehkan untuk anak-anak adalah vaksin Sinovac keluaran PT. Biorfarma dan mulai berlaku pada tanggal 27 Juni 2021. Keputusan ini pun sudah sesuai dengan asupan dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional atau Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
Selain itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga memberikan lampu hijau kepada vaksin Sinovac. Berdasarkan penelitian yang IDAI lakukan, vaksin Sinovac memberikan hasil yang aman dan serokonversi yang tinggi. Sehingga, pemakaian vaksin Sinovac aman untuk anak-anak berusia 12 – 17 tahun. Sementara itu, vaksin untuk anak usia 3 – 11 tahun masih harus meninjau hasil kajian untuk menilai keamanan dan jumlah dosis yang memadai.
Nah, sama seperti orang dewasa, kondisi anak pasca vaksinasi pun harus selalu dipantau. Berikan anak waktu beristirahat setidaknya selama 24 jam setelah vaksin, untuk memaksimalkan vaksin dan juga untuk melindunginya dari paparan virus yang mungkin ada.
Perhatikan apabila anak mengalami gejala setelah vaksin seperti lengan yang sakit, rasa nyeri lain yang timbul di sekitar tubuh, rasa pusing, mual, demam atau sensasi lainnya. Apabila timbul gejala yang berat, segera hubungi dokter di rumah sakit atau tempat puskesmas setempat atau segera menghubungi dokter yang terkait dalam memberikan vaksin kepada anakmu.
Walaupun anak telah mendapatkan vaksinasi COVID-19, bukan berarti ia jadi bebas beraktivitas tanpa mematuhi protokol kesehatan yang ada. Sebagai orang tua, kita harus menjelaskan kepada anak bahwa vaksinasi tidak membuat kita kebal 100% dari infeksi virus COVID-19. Ingatkan si kecil untuk selalu mengenakan masker saat keluar rumah, bahkan ketika ia berada di luar ruangan. Monitor aktivitas anak, supaya mobilitasnya tidak berlebihan dan tidak bertemu dengan banyak orang. Selalu ingatkan dia untuk mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik atau mengenakan hand sanitizer untuk membunuh kuman dan virus setelah dan sebelum menyentuh barang-barang di sekitarnya, terutama saat ia hendak makan dan minum.
Baca Juga: KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)
Apabila anak kamu belum cukup usia untuk divaksin, jangan khawatir. Masih ada cara lain untuk melindunginya dari infeksi virus COVID-19. Berikut adalah berbagai kiat yang bisa kamu lakukan bagi si kecil yang belum bisa mendapatkan vaksinasi COVID-19:
Tentu saja salah satu cara terampuh adalah dengan menjaga protokol kesehatan (prokes) ketat, seperti: menghindari keramaian, rajin mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer, serta menggunakan masker ketika berada di luar rumah.
Vitamin C, Vitamin D dan zinc sangat berguna untuk mendukung imun anak. Vitamin C dapat kamu berikan dari sayuran dan buah-buahan sementara Vitamin D terdapat dalam protein dari ikan, daging dan telur. Pastikan semuanya terkandung dalam sarapan, makan siang dan makan malam si kecil sekaligus snack time-nya.
Selain mendapatkan kesempatan untuk berjemur di bawah sinar matahari pagi, mengajak anak kamu untuk bergerak aktif di pagi hari juga bagus untuk meningkatkan kesehatan tubuh dan psikologisnya. Kamu juga harus ingat bahwa tubuh sehat sangat didukung oleh mental yang kuat.
Keputusan untuk memberikan vaksin kepada buah hati bisa jadi sebuah pilihan yang mendebarkan bagi orang tua. Kita lebih sering melihat resiko ketimbang melihat manfaat dari vaksin. Ingatlah bahwa vaksin ini merupakan salah satu usaha yang dapat kamu lakukan untuk melindungi anak di masa pandemi ini. Tak hanya vaksinasi, sebagai orang tua kamu juga bisa memberikan bentuk perlindungan lainnya, seperti asuransi kesehatan dari Astra Life yang selalu ada untuk Anda dan keluarga. Salah satunya adalah Flexi Health yang bisa memberikan manfaat Rp 1.000.000 per hari untuk rawat inap yang bisa anda klaim dan beli secara online lewat ilovelife.co.id!
Tunggu apa lagi? Jadikan kesehatan keluarga Anda nomor satu dengan Astra Life. Jangan lupa follow @AstraLifeID untuk mendapatkan ragam tips menarik dan bermanfaat untuk hidup Anda. Urusan Sehat No Worries, #iGotYourBack.
Kenali prinsip DRABC, lima langkah dalam melakukan penyelamatan bagi korban
Stress yang dialami Wanita dapat menyebabkan beberapa gangguan. Salah satunya
Tidak hanya kulit, cuaca panas ekstrem bisa menyebabkan penurunan fungsi
Penyakit ISPA tengah menjadi perhatian masyarakat di tengah polusi udara
Penyakit thalassemia menjadi salah satu pertimbangan pasangan yang ingin menikah.
Kualitas udara buruk jadi faktor utama penyebab gejala TBC, terutama
Tentang –
Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.
Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!
Tentang –
Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.
Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!