

Diangkat di Drakor The Glory, Ini 5 Dampak Bullying pada Anak
Bullying yang terjadi sejak kecil ternyata bisa memiliki efek yang
Harus diakui bahwa hidup menjadi salah satu generasi sandwich bukanlah hal yang mudah. Kamu harus terus bekerja keras siang dan malam untuk mendapat pemasukan. Di lain sisi, kamu harus bertanggung jawab, baik secara emosional maupun finansial terhadap banyak pihak, khususnya anak dan orang tua.
Durasi baca: 3 menit
Menjadi sandwich generation memang penuh tantangan, terlebih saat kamu harus memberi keputusan, karena terkadang pikiran mengerti tapi hati tidak setuju. Jika saat ini kamu sudah menikah, memiliki anak, dan tetap harus membiayai kehidupan orang tuamu yang menua, maka bisa dipastikan kamu termasuk ke dalam golongan generasi sandwich atau sandwich generation. Keadaan ini seringkali terjadi akibat kurangnya kesadaran finansial para generasi pendahulu di masa lalu yang terus dilanggengkan hingga saat ini. Selamat bagi kamu yang sekarang sudah lebih melek finansial dan punya niat kuat untuk menyelamatkan dirimu dan anakmu nanti dari rantai sandwich generation ini. Kalian beruntung!
Meski secara umum digambarkan sebagai seseorang di usia produktif yang masih menanggung beban orang tua serta harus membiayai anak, setidaknya sampai si anak bisa mandiri, tapi nyatanya banyak fakta tentang sandwich generation yang belum diketahui oleh khalayak, lho.
Menurut data dari KataData, beginilah fakta mencengangkan dari para sandwich generation di Indonesia:
Kira-kira apa saja ya tantangan nyata yang harus dihadapi oleh para generasi sandwich ini? Simak selengkapnya pada ulasan berikut ini:
Masalah yang paling sering muncul adalah stres. Bayangkan jika kita harus hidup terhimpit di antara dua generasi sekaligus. Beragam konflik bisa saja terjadi. Salah satu yang kerap terjadi adalah konflik dengan pasangan untuk menentukan prioritas. Apakah harus memprioritaskan keluarga inti mereka sendiri atau orang tuanya?
Kadang kala, mereka sendiri pusing untuk mewujudkan berbagai macam keinginan yang datang dari orang tua maupun anak dan pasangan. Para sandwich generation pun seringkali menjadi stres, karena besarnya beban yang harus ditanggung. Umumnya generasi sandwich memiliki kekhawatiran lebih tinggi akan kehidupan dan masa depan seperti menyiapkan dana pensiun, membeli rumah, dan menyiapkan dana perawatan orangtua.
Awalnya, stres yang muncul mungkin tak seberapa. Namun, jika dibiarkan terus menerus, lama-lama bisa berujung depresi juga. Biasanya, generasi sandwich yang masih berada dalam usia produktif juga punya target pencapaian diri masing-masing, yang mana target pribadi tersebut dapat menambah beban pikiran mereka.
Tak ada satupun dari para generasi sandwich yang ingin terus-menerus terjebak di situasi ini. Mereka akan berusaha sebisa mungkin untuk mendapatkan pemasukan sebanyak-banyaknya, demi melepas belenggu rantai generasi sandwich. Namun, hal ini ternyata justru malah bisa jadi salah satu faktor munculnya masalah kesehatan bagi para sandwich generation.
Bermula dari kerja tanpa henti dan harus memikirkan banyak hal dalam satu waktu, kesehatan para sandwich generation yang tak perhatikan bisa diam-diam mematikan. Pertamanya, mungkin hanya terasa lelah dan sakit ringan seperti flu dan demam. Namun, sering sakit justru pertanda bahwa imun tubuh kian melemah. Hal ini tentu saja harus jadi perhatian khusus apabila terjadi dalam waktu yang sudah cukup lama, karena tidak menutup kemungkinan bisa berkembang menjadi penyakit yang lebih serius, seperti penyakit jantung dan diabetes.
Menurut data hasil survei dari KataData, saat ini mayoritas sandwich generation sedang mengalami situasi keuangan yang lebih berat diakibatkan situasi pandemi. Selain menanggung biaya keluarga seperti biasanya, mereka juga jadi perlu mengeluarkan lebih banyak uang untuk kesehatan dan membayar tagihan, sehingga alokasi dana untuk menabung dan dana darurat pun jadi semakin sedikit. Bahkan, masih banyak dari para generasi sandwich tersebut yang ternyata belum memiliki asuransi jiwa dan mulai berinvestasi.
Sebenarnya, mereka sadar terhadap pentingnya tabungan, investasi, dan asuransi dalam perencanaan keuangannya, namun nyatanya tidak sedikit generasi sandwich yang terpaksa menunda kebutuhan dan keinginan pribadinya agar bisa memenuhi kebutuhan keluarga yang ditanggung.
Para generasi sandwich pun tak luput dari kekhawatiran terhadap masa depan. Mereka khawatir bagaimana kelak masa depan dari anak-anak dan orang tua yang ditanggung. Tak hanya memikirkan orang-orang yang menjadi tanggungannya, mereka sendiri pun khawatir dengan persiapan dana pensiun. Terlebih lagi, dana pensiun ini akan memainkan peranan penting untuk membantu mereka memutuskan rantai generasi sandwich di kemudian hari.
Meski terlihat sulit, namun keluar dari rantai sandwich generation bukanlah hal yang mustahil. Walau akan terasa berat di awal perjuangan, namun pasti akan terasa lebih tenang dan bahagia saat sudah berhasil keluar dari jeratan masalah ini. Jadi bukannya tidak mungkin kamu bisa menjadi generasi sandwich yang lebih baik. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat kamu coba sebagai rangkaian upaya membebaskan diri dari rantai generasi sandwich:
Perubahan paling dasar harus dimulai dari pola pikir. Pastikan saat ingin benar-benar berjuang melawan keadaan ini, kamu sudah mengatur pola pikirmu dengan baik. Sebagai orang tua, kamu harus ingat bahwa anak-anakmu bukanlah sebuah investasi finansial. Dengan menanamkan prinsip ini, maka kamu akan terdorong untuk membuat perencanaan investasi masa tua untuk diri sendiri, sehingga tak akan bergantung pada mereka nantinya.
Ada 3 tahap investasi yang bisa kamu gunakan untuk membantu memiliki aset yang dapat mencukupi kebutuhanmu di masa depan, yaitu dengan konsep growth, protection, and distribution.
Dalam konsep ini, kamu memang perlu mengatur seluruh biaya pengeluaran dan berusaha menyisihkan dana untuk berinvestasi sejak sekarang agar dapat menumbuhkan aset (growth) dan memberikan proteksi atau biasanya menggunakan asuransi (protection), serta membagi investasi kamu menjadi beberapa bagian (distribution). Misalnya, kamu ingin menabung emas khusus untuk kehidupan masa tua dan investasi saham untuk biaya pendidikan anak hingga kuliah.
Tidak hanya itu, kamu juga bisa menggali lebih banyak informasi mengenai perencanaan keuangan atau financial planning. Selain menambah pengetahuan dan kemampuanmu dalam mengelola keuangan, informasi seputar perencanaan keuangan ini bisa kamu teruskan juga ke anak-anakmu. Sehingga, kelak mereka akan menjadi lebih ‘melek’ finansial dan tidak ikut melanggengkan rantai generasi sandwich.
Bagi para generasi sandwich yang sudah berkeluarga, jangan lupa untuk mengomunikasikan kepada pasangan seluruh rencana dan strategi yang sudah disusun. Bahkan, jika memungkinkan, kamu bisa mengajaknya untuk menyusun rencana bersama. Siapa tahu pasanganmu memiliki usulan atau ide yang tak kalah menarik untuk diterapkan dalam strategi keuangan keluarga kalian. Selain itu, dengan pola komunikasi yang baik, tentu akan menjauhkan kalian dari konflik dan bisa membuat fondasi hubungan kalian bisa menjadi semakin kuat.
Meskipun memang berat, namun kenyataannya menjadi generasi sandwich bisa kita hadapi jika sudah mempersiapkan diri dengan baik. Kamu pun bisa menjadi #BetterSandwichGen dimulai dari dirimu sendiri. Jika saat ini kamu sedang kebingungan dan berusaha mencari solusi untuk sekedar meringankan bebanmu sebagai seorang sandwich generation, mungkin Astra Life bisa jadi jawabannya. Dengan Flexi Health yang bisa kamu beli di ilovelife.co.id, kamu akan dapat perlindungan jiwa yang komprehensif termasuk dengan manfaat perlindungan kesehatan yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan semua tentu bisa dilakukan secara online! Mudah sekali, bukan?
Untuk mengetahui informasi lebih lengkap terkait produk Astra Life, kunjungi ilovelife.co.id dan jangan lupa follow Instagram @astralifeid untuk berbagai tips menarik lainnya. Urusan Sehat No Worries #IGotYourBack
Bullying yang terjadi sejak kecil ternyata bisa memiliki efek yang
Post-traumatic stress disorder atau gangguan stres pasca-trauma (PTSD) artinya adalah
Stres dapat menyebabkan seseorang sering tidur dan mudah mengantuk. Bagaimana
Seperti apa serial dan film kesehatan mental yang cocok dijadikan
Gangguan OCD adalah kondisi mental yang menyebabkan penderitanya mengalami pikiran
Baby blues adalah perasaan sedih yang mungkin dialami beberapa hari
Tentang –
Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.
Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!
Tentang –
Kami menghadirkan cerita dan kisah hidup yang inspiratif serta tips terbaik untuk menyadarkan kita agar terus mencintai hidup.
Terus Dapatkan Inspirasi, Subscribe Sekarang!